Pengalaman Istri Hamil Pertama

Pengalaman Pertama Hamil

Berita Bahagia

Kehamilan adalah sebuah kebahagiaan luar biasa bagi sepasang suami istri. Terutama bagi pasangan muda yang baru saja menikah dan ingin segera memiliki keturunan. Tapi, karena minim pengetahuan tentang kehamilan dan tentu saja karena pengalaman pertama bagi seorang suami atau istri, banyak pasangan yang merasa bingung dan khawatir terhadap kesehatan janin yang sedang dikandung.

Hal tersebut juga saya alami sendiri sebagai seorang suami yang begitu bahagia bahwa istri saya positif hamil dimana kami baru saja menikah pada tanggal 27 Desember 2014. Bahagia, khawatir terhadap kesehatan janin, dan minim pengetahuan menjadi sebuah bumbu yang sempat kami rasakan selama proses kehamilan. Oleh karena itu, di postingan kali ini saya mencoba berbagi pengalaman dimana saya berharap bisa menjadi referensi cerita nyata bagi para pembaca yang juga sedang mengalami kehamilan pertama.

Konsultasi Dokter

Saat mengetahui hasil testpack,  kami berdua masih sedikit ragu dimana hasil testpack positif hamil tapi garis yang ke-2 sedikit samar. Oleh karena itu, pada hari itu juga kami berdua langsung bergegas ke Rumah Sakit Ibu dan Anak Duren Tiga - Jakarta Selatan untuk segera memeriksakan kandungan istri. 

RSIA Duren Tiga - Jakarta Selatan

Setelah sempat mengantri, akhirnya kami berkonsultasi dengan Dokter Laksmi Maharani Sp.OG dan dengan ramah dokter mulai memeriksa kandungan istri saya. Pertama, dokter menanyakan kapan hari pertama haid terakhir. Dari informasi tersebut, dokter dapat memperkirakan usia kehamilan dan usia kehamilan istri saya waktu itu sudah menginjak 5 minggu. Karena usia kehamilan masih sangat muda, dokter memutuskan untuk melakukan USG transvaginal. Pada layar monitor terlihat ada bulatan hitam yang menurut dokter adalah sel telur yang sudah dibuahi dan akan berkembang menjadi janin. Tentu saja, kami berdua bahagia karena sudah mengetahui bahwa istri saya sudah positif hamil. 

Kemudian dokter menyampaikan bahwa istri saya mempunyai rahim ganda dan calon janin menempel di salah satu rahim dan berada di tempat yang seharusnya. Tapi, dokter menjelaskan bahwa rahim ganda mempunyai resiko yang lebih besar, yaitu mudah kontraksi dan kemungkinan besar bisa terjadi kehamilan prematur karena janin berkembang di rongga rahim yang lebih sempit. Oleh karena itu, kami berdua sangat berhati-hati terhadap kesehatan kandungan.

Gejala Flek

Selama 2 minggu istri saya mengalami flek coklat meskipun dokter sudah memberikan obat penguat janin dan anti kontraksi. Sebetulnya kami berdua sangat khawatir karena gejala-gejala tersebut dan sering googling mengenai penyebab flek tersebut. Banyak blog yang mengatakan bahwa flek coklat yang melebihi dari 1-2 hari adalah tanda awal dari keguguran. Tapi kami berdua tetap berusaha menjaga kesehatan calon bayi dengan mengkonsumsi makanan sehat, buah-buahan, dan yang paling utama adalah bedrest alias istirahat total di tempat tidur.

Detak Jantung Janin Terdeteksi

Pada umur janin 7 minggu, kami berdua kontrol ke dokter dan alangkah bahagiannya karena detak jantung janin sudah terdeteksi. Kami berdua sangat optimis akan segera memiliki momongan meskipun di minggu-minggu sebelumnya istri sering mengalami flek seperti yang saya ceritakan sebelumnya. Kami berdua pun pulang dengan hati senang karena mengetahui bahwa janin berkembang dengan semestinya dan sudah memiliki detak jantung.

Janin Keguguran

Ketika liburan akhir tahun dan Natal, kami berdua pulang ke kampung halaman, Kota Semarang. Sebelum pulang, sebetulnya kami berdua ingin melakukam komsultasi dokter terlebih dahulu untuk bertanya apakah memungkinkan istri melakukan perjalanan jauh atau tidak. Tapi karena tidak adanya waktu yang tepat, akhirnya kami berdua nekat saja pulang ke Semarang menggunakan kereta. Selama perjalanan, istri sempat merasakan keram perut berkali-kali. Apalagi kami berdua menggunakan kereta kelas ekonomi dimana duduknya berhadapan dan dari sisi kenyamanan sangat kurang. Tapi, apa boleh buat demi bertemu keluarga di Semarang.

Sesampai di Semarang, kami berdua sangat sering pergi keluar menggunakan mobil dan hampir setiap hari dimana istirahat hanya di malam hari untuk tidur. Karena memang di setiap akhir tahun kami sekeluarga biasa berkumpul dan berkunjung ke sanak saudara. Selama itu, istri sering mengalami keram perut, dan mengalami gejala flek. Tapi, gejala flek berbeda dari yang sebelumnya dan berwarna kuning. Kami berdua sempat tidak curiga dengan flek tersebut, karena informasi dari blog bahwa flek kuning biasanya adalah gejala keputihan yang normal di masa kehamilan.

Liburan pun berakhir dan kami pun kembali ke Jakarta. Hari esoknya, kami melakukan kontrol ke dokter untuk memeriksakan kesehatan janin. Setelah mengantri dengan cukup alam, akhirnya giliran kami untuk konsultasi. 

Bagaikan disambar petir, dokter saat itu tidak bisa mendeteksi detak jantung janin. Dokter pun berharap semoga alatnya lah yang rusak dan meminta kami untuk dirujuk ke dokter yang lain yang kebetulan juga praktek di rumah sakit yang sama dan di jam yang sama. Dokter kedua pun tidak bisa menemukan detak jantung janin kami, dan dari ukuran besar janin pun terlihat masih berumur 6-7 minggu, dan seharusnya saat itu janin kami seharusnya sudah berumur 8-9 minggu.

Dokter pun memastikan bahwa istri mengalami keguguran dengan kondisi mati mudigah atau mati di dalam kandungan dan harus segera dikuret. Sebetulnya dokter menawarkan bisa saja tanpa dikuret dan hanya menggunakan obat, tapi jika sampai tidak bersih tetap saja harus dikuret. Akhirnya kami memutuskan istri dikuret dan kuert pun berjalan lancar pada tanggal 31 Desember 2015. 

Memang keguguran adalah berita yang paling tidak mengenakkan bagi kami berdua, tapi apa boleh buat karena memang seharusnya terjadi seperti itu. Tapi dari itu kami berdua pun belajar dari pengalaman untuk mempersiapkan diri untuk kehamilan selanjutnya.

PENUTUP
Kehamilan adalah dambaan bagi semua pasangan suami istri dan sudah sewajibnya sepasasang suami istri menjaga dengan sungguh-sungguh kondisi kesehatan janin hingga waktunya lahir ke dunia. Tapi dari pengalaman yang kami beruda alami, kami lalai karena lupa bahwa istri sedang hamil dan melakukan aktifitas berlebihan sehingga kondisi istri pun kelelahan dan berpengaruh terhadap janin.

Oleh karena itu, saya menyarankan kepada pembaca untuk selalu memperhatikan kondisi janin dan istri dengan sering melakukan kontrol dokter agar tahu perkembangan janin dan bisa mencegah sebelum terjadi sesuatu yang tidak diharapkan. Jika mengalami gejala-gejala seperti flek yang terus menerus, saya sarankan untuk bedrest atau istirahat total dan jangan beraktifitas berlebihan, karena dari pengalaman saya dan istri, hal itu sangat berbahaya bagi janin. Dan tentu saja istri harus memperhatikan asupan makanan dimana makanan harus sehat, bebas bahan kimia, dan disertai buah-buahan segar.

Sekian cerita pengalaman saya dan istri, semoga bisa menjadi inspirasi dan informasi yang berguna bagi para pembaca.